ALLAH LEBIH DEKAT
DARI URAT LEHER
Saya pernah mendengar keterangan yang menyebutkan “Allah itu
lebih dekat dari urat leher manusia”. Lalu ada juga yang mengatakan, “ketika
kita berdua, Allah yang ketiga.” Darimana keterangan tersebut berasal ? Al Qur’an
atau Hadist ?
Keterangan
yang pernah anda dengar itu merupakan ayat Al Qur’an, tertera dalam surat Qaaf
ayat 16, “Dan sesungguhnya kami telah
menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikan oleh hatinya, dan kami
lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya.”
Keterangan
kedua juga ayat Al Qur’an, termaktub dalam surat Al Mujadilah ayat 7, “Tidakkah kamu perhatikan, bahwa
sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi ?
tiada ada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah yang keempat.
Dan tiada pembicaraan antara lima orang, melainkan Dialah yang keenam. Dan tiada
pula pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak,
melainkan Dia ada bersama mereka di manapun mereka berada, kemudian Dia akan
memberitahukankepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya,
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Pada surat
Qaaf di atas, ada kalimat Mengetahui apa
yang dibisikkan oleh hatinya dan pada surat Al Mujadilah di atas, terdapat
kalimat Sesungguhnya Allah mengetahui apa
yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Penggalan ayat-ayat di atas
merupakan keyword (kata kunci) untuk memahami substansi (hakikat) kedua ayat
tersebut secara besar. Artinya, inti dari kedua ayat itu menjelaskan bahwa
Allah Maha Mengetahui apa pun yang diperbuat manusia. Jangankan perbuatan
lahir, perbuatan batin pun Allah mengetahuinya.
Sementara
kalimat berikutnya yang mengatakan kami
lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya dan kalimat Tiada pembicaraan
rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah yang keempat……, merupakan
penekanan dan penjabaran atau ilustrasi dari kata-kata kunci tersebut. Dengan demikian,
anda tidak perlu bingung berada dimanakah Allah itu, karena substansi ayat itu
bukan membicarakan tentang pengetahuan Allah Yang Maha Luas tak terbatas.
Dalam kajian
tauhid ada yang disebut Murraqabatullah,
artinya suatu kondisi psikis seseorang yang kapan dan di mana pun berada,
merasakan tatapan Allah. Murraqabatullah
menjadi jantung keimanan seorang Mukmin. Artinya, bila Muraqabatullah dirasakan kuat oleh kita, ini menunjukan kadar iman
yang sedang meningkat. Namun, bila Muraqabatullah
ini terasa melemah, menunjukan iman juga sedang melemah.
Kalau kita
renungkan, salah satu penyebab utama kebangrutan bangsa ini adalah lemahnya Muraqabatullah. Kebohongan sudah menjadi
kultur bangsa kita, mahasiswa nyontek,
pejabat korup, bisnis penuh tipu, dan banyak kasus lainnya. Bersumber
dari lemahnya Muraqabatullah. Karena itu, betapa pentingnya kita merenungi,
menghayati, dan mengamalkan ayat di atas. Jadilah kita individu yang selalu
merasa ditatatp dan dilihat Allah S.W.T.
Kesimpulannya,
ayat yang anda tanyakan berbicara mengenai pengetahuan Allah Yang Maha Luas tak
terbatas. Apa pun yang kita lakukan, baik pekerjaan lahir maupun batin,
sesungguhnya senantiasa dalam pantauan-Nya dan diketahui-Nya. Wallahu Alam.
No comments:
Post a Comment