MERINCI AIB
ORANG LAIN
Saya mempunyai teman di sekolah namanya A. Lalu datang B, si
B meminta pendapat tentang si A yang mau melamarnya. Bolehkah saya menyebutkan
apa adanya tentang keburukan-keburukan si A kepada si B ? saya tidak berniat
membuka aib A, namun saya berniat ingin menyelamatkan B agar tidak tertipu.
Fatimah binti Qais pernah
meminta pernilaian kepada Nabi SAW tentang dua orang laki-laki yang akan
melamarnya. Nabi SAW, menjawab : “ Sesungguhnya laki-laki yang pertama sangat
miskin dan tidak mempunyai pekerjaan. Sedangkan laki-laki kedua, sering memukul
perempuan.”
Bertolak dari
kasus ini cukup jelas bahwa kita tidak dilarang menyebutkan aib orang lain
dengan niat supaya tidak timbul korban berikutnya. Kalau kita pernah ditipu
oleh A, lalu B bertanya kepada kita tentang perilaku A, tidak berdosa kita
berbicara apa adanya tentang penipuan yang pernah dilakukan A. Wallahu Alam
No comments:
Post a Comment